Proyek 2 PKW - Inovasi Makanan Khas Daerah

PROYEK 2. INOVASI MAKANAN KHAS TRADISIONAL DAERAH SULAWESI

DIKERJAKAN SECARA BERKELOMPOK


Tugas :

  1. Cari satu jenis usaha makanan khas tradisional daerah sulawesi yang ada di sekitar tempat tinggalmu!
  2. Pilih satu kelemahan yang paling menantang dari makanan tsb yang memungkinkan dibuatkan inovasinya.
  3. Tugas dikumpulkan dalam bentuk produk sample (dalam jumlah sedikit) paling lambat tanggal 24 November 2022. Lewat dari batas tersebut sudah tidak diterima.
Format laporan proyek bisa didownload di sini!


Revisi :

Tim 3 : Muh. Hamka harusnya Aslam Asfaham
Tim 2 : Aslam Asfaham --Aswadani


RESULT AND FEEDBACK

Kelas 12 Agama🥇

Tim 1

Memilih PISANG IJO sebagai kuliner daerah yang akan dibuatkan inovasi. Dengan menggunakan usaha ibu Waty yang beralamat di Jl. Wai Manurung, Lantora, Kec. Polewali, Kab. Polewali Mandar sebagai lokasi survei.

Menurut tim ini, tantangan kulienr ini adalah kemasan yang kurang menarik dengan toping yang masih sederhana. Hanya menggunakan sirup DHT.

Tim 1 membuat inovasi dengan menggunakan kemasan yang lebih elegan dan menambahkan keju sebagai toping.


Feedback:
Jika nanti kedepannya tim 1 ada yang buka usaha kuliner Pisang Ijo, sebaiknya di atas kemasan dipasang stiker logo usaha yang dilengkapi nama usaha,alamat nomor hp yang bisa dihubungi. Stiker ini selain mempercantik kemasan juga berfungsi sebagai media iklan.

Tambahan keju sebagai toping untuk mendapatkan citarasa asin, juga masih kurang tepat. Kuahnya sendiri sudah cukup memberikan rasa asin. Sbaiknya rasa kuahnya dikurangi. Dan untuk mendapatkan citarasa keju, toping kejunya dibuat banyak. Begitu juga dengan sirup DHTnya. Biat warnanya lebih meriah. Seperti contoh di bawah.

Sumber gambar : GrabFood

Bagi penggemar keju, walau Pisang Ijonya sedikit lebih mahal tapi kalau toping kejunya banyak, pasti tetap akan diminati. Semangat ya tim 1. Good job 👍🏻👍🏻

Tim 2

ONDE-ONDE usaha Dapur Asshyfa menjadi pilihan tim 2 sebagai tugas proyek. Beralamat di  Manding, Polewali Mandar dengan tenaga kerja sebanyak 3 orang, tim 1 berpendapat bahwa tantangan dari kuliner ini adalah belum ada varian rasa dan kemasan yang masih sederhana. Oleh karena itu tim 1 membuat produk inovasi berupa onde-onde rasa coklat keju dengan 2 tampilan warna, yaitu hitam putih. Bagian dalam onde-onde yang biasanya gula merah diganti coklat, dan balutan kelapanya diganti keju. 



Feedback:
Untuk porsinya sepertinya masih terlalu banyak. Maksimal 10 biji saja dalam 1 kemasan. Wadahnya bisa menggunakan yang lebih kecil, dan sendoknya diganti.pakai garpu plastik kecil atau tusuk gigi. Dengan begitu biaya modal bisa dikurangi sedikit.


Tim 3

Dari model laporan tim 3 yang tidak berdasarkan format yang diminta, tergambar bahwa produk yang dibuat asli buatan tim 3 sendiri. Padahal tidak masalah produknya dibeli langsung dari tempat usaha KATIRI SALA karena inovasi yang dibuat adalah kemasan. Tapi kalau melihat tantangan dari usaha kuliner ini yang dilaporkan oleh tim 3, terdapat kontradiksi. Jika tantangan yang dipilih adalah kue yang tidak bertahan lama, maka seharusnya inovasinya adalah bagaimana membuat resep Katiri Sala yang bisa bertahan lebih dari sehari.


Feedback:
Tim 3 masih perlu lagi berlatih membuat kuenya. Ketannya masih undercook dan lapisan gula merahnya masih meresap dalam ketannya. Potongan kue tidak rapi, ukuran masih perlu diperkecil dan logo dikemasan sebaiknya menggunakan double tip jika tidak memakai kertas stiker. Nilai lebih tim 3, pemilihan kemasan sesuai dan logonya keren ☺.

Tim 6

Kalau lihat kemasannya orang tidak akan berpikir isinya adalah BAJE CANGGORENG. Kalau akan dijual dengan kemasan seperti itu, harganya tentu mahal dong 😄. 

Di zaman sekarang sudah banyak kuliner yang dibuat sebagai hadiah. Tentunya kuliner yang jadi hadiah, nilai jualnya bukan hanya dari tasa saja tapi juga tampilan kemasannya.


Lokasi usaha Baje Canggoreng yang jadi bahan proyek tim 6 berlokasi di Pekkabata, Polewali Mandar dengan tenaga kerja sebanyak 2 orang. Menurut tim 6, tantangan dari kuliner ini ada di kemasan yang kurang menarik sehingga dibuatlah kemasan seperti gambar di atas.

Feedback:

Kemasan untuk kuliner siap konsumsi dan kuliner sebagai hadiahnya sebaiknya dipisahkan karena harganya tentunya juga akan berbeda. Kalau untuk hadiah, bolehlah diistilahkan Baje Canggoreng Premium, sudah cocok menggunakan kemasan seperti gambar di atas. Hanya kesan mewah di bagian dalam masih perlu ditonjolkan. Ganti kertas minyak sebagai inner cover dengan yang berwarna gold. Bentuk Baje Canggoreng bisa juga dimodifikasi berbentuk persegi kecil agar lebih rapi dalam kotak. Kertas bertuliskan nama produk sebaiknya diketik atau bisa juga menggunakan font tulisan tangan. Kalau tetap ditulis tangan lebih kelihatan eksklusif pakai tinta emas. Bisa lihat contoh produk coklat di bawah ini.


Sedangkan untuk keperluan konsumsi saja, kemasannya bisa menggunakan standing pouch seperti gambar di bawah dan bentuk original-nya juga bisa dipertahankan.







Posting Komentar untuk "Proyek 2 PKW - Inovasi Makanan Khas Daerah"