Masalah Makanan pada Balita

Saya ibu dengan satu anak berumur 13 bulan saat ini. Sebagai ibu rumahtangga merangkap wanita karir, praktis sebagian waktuku tersita di tempat kerja. Sehingga terkadang timbul rasa khawatir tidak dapat mengurusi si kecil dengan baik terutama dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Oleh karena itu jauh sebelum Ken lahir tepatnya beberapa bulan sebelum menikah saya sudah membekali diri dengan berbagai buku mulai dari buku pernikahan hingga buku resep makanan bayi.  Namun ternyata masalah di lapangan tidak sesimple yang kubayangkan. Kupikir dengan memiliki ratusan koleksi resep makanan bayi dan balita, masalah gizi anakku kelak bisa teratasi. Saya melupakan 2 hal penting. Pertama, belum tentu masakan yang ada di resep akan disukai oleh si kecil. Kedua, balita  adalah mahluk dengan segudang rasa ingin tahu yang tinggi sehingga tidak dapat duduk manis di tempatnya bahkan untuk makan sekalipun.

Melihat kenyataan ini, walhasil buku resep  hampir tinggal kenangan. Saya justru harus memutar otak menciptakan resep-resep sendiri dengan memodifikasi resep dari buku. Belum lagi ditambah dengan waktu di rumah yang lebih banyak digunakan untuk menjaga Ken yang lagi aktif-aktifnya. Bayangkan…sejak Ken mulai merangkak, sejak saat itu dia juga belajar memanjat dan bahkan sudah pandai naik tangga jauh sebelum kepandaian berjalannya datang. Impianku memasak di dapur sambil ditemani si kecil yang asyik bermain musnah sudah. Karena yang ada kenyataannya piring dan gelas bakal melayang jika saya “berbaik hati” menerima “bantuan” Ken di dapur.


Kenzie Radithya Al-Fahrezy
Dari berbagai jenis main course yang sudah Ken makan, saya akhirnya tahu kalau Ken masih tidak terlalu doyan makan nasi. Dia lebih suka makan makanan olahan dari Kentang, Wortel atau Labu. Dari 3 jenis makanan ini lahirlah resep sejenis skotel mie kentang, roti lapis pure kentang dan keju, dadar roti bahkan pasta aglio berubah menjadi mie kentang aglio. Kalau cemilan, jangan ditanya. Hampir segala jenis cemilan disukainya terutama kerupuk (tapi tidak untuk cemilan berpengawet). Dia sangat suka dengan bunyi kriuknya. Untuk buah-buahan, Ken tidak pernah menolak jika diberi makan Pisang atau Pepaya.

Posting Komentar untuk "Masalah Makanan pada Balita"