Ular

 "Kenapa banyak Ular sepanjang jalan,tante?"

Aku bertanya penuh heran melihat banyaknya ular di jalan yang menggeliat pelan. Sengaja diletakkan agar terlindas kereta yang lewat. 

Minggu ini aku berencana menghabiskan liburan di rumah tante yang ada di desa. Desa itu terletak di pinggir hutan. Dan bagiku, hutan adalah tempat yang sangat nyaman. 

Rumah panggung yang luas dan suasana asri desa membuatku betah. Kami masuk lewat pintu dapur dan menutupnya. Aku langsung beranjak menuju teras meninggalkan keluarga lain yang lebih memilih untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum beristirahat. 

Ternyata penampakan ular bukan hanya terjadi di sepanjang jalan tadi tapi rupanya sampai ke rumah ini. Ular-ular itu seperti jatuh dari langit. Seorang pria yang sedang duduk di bawah rumah panggungnya bahkan tidak sadar kalau seekor ular sudah ada di bawah kakinya. Aku mencoba berteriak memperingatkan pria tersebut. Namun entah mengapa suara yang keluar dari tenggorokanku sama sekali tidak terdengar seperti teriakan.

Pria tersebut terus saja sibuk sendiri dan tidak sadar ular telah membelitnya. Namun sudah terlambat untuk berteriak. 

Aku yang menyaksikan kejadian itu tetap saja tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun. Sambil menangis dengan mata kepalaku sendiri kusaksikan pria itu sudah hampir  habis tertelan dan hanya menyisakan kepalanya.

Tiba-tiba suaraku mulai kembali normal. Baru kusadari ternyata ada beberapa orang yang lalu lalang di tempat kejadian namun anehnya mereka hanya melihat saja seolah hal itu biasa terjadi. Beruntung ada seorang pria pemberani mengambil pisaunya dan mulai menyayat ular tersebut. Tapi aku tidak tahu apakah dia bisa diselamatkan atau tidak.

Menyadari bahaya, aku pun bergegas kembali ke

sumber : Google.com
sumber : google.com

dapur. Teringat anggota keluarga lain yang mungkin sekarang sedang beristirahat. Benar saja, entah dari mana datangnya, di dapur pun sudah banyak ular hitam yang merayap ke sana kemari. Hei, mereka bahkan bisa melayang di udara!. Refleks kuambil pisau dapur untuk menebas setiap ular yang mencoba mendekati keluargaku. Aku sedikit tenang karena mereka juga melakukan perlawanan. Mereka justru membunuh lebih banyak ular dari aku. 

Meskipun berhasil mengahalau banyak ular, sayangnya ada satu ular yabg berhasil mendekati keponakanku yang masih bayi. Dalam dekapan ibunya yang panik, kulihat kulit wajah bayi itu terkelupas akibat ular yang mencoba menelannya. Ibunya sekuat tenaga menarik ular tersebut dari wajah anaknya. Namun akibatnya, kulit wajah sang anak ikut terkelupas akibat daya hisap ular yang sangat kuat. Aku berteriak penuh amarah menyaksikan pemandangan mengerikan di depanku.

"Ahhhhh......!" Aku terbangun dan spontan membuka mataku. Malam mulai turun, suara-suara binatang hutan mulai terdengar bersahut-sahutan.

"Rupanya hanya mimpi". Ucapku dalam hati.

" Kenapa juga aku bermimpi menjadi manusia. Bisa-bisanya itu terjadi". Aku menggerutu dalam hati lalu mulai merayap keluar dari lubang peristirahatanku. Sudah waktunya mencari mangsa. 

"Ssssttttt...." .


2 komentar untuk "Ular"